Disoroti, 42 Kades se-Samosir Bimtek ke Bali

Posted 25-11-2021 10:10  » Team Tobatimes
Foto Caption: Ilustrasi

TOBATIMES, SAMOSIR - Sebanyak 42 Kepala Desa (Kades) ke Bali study banding dan Bimtek, peningkatan sumber daya pertanian dan kepariwisataan selama 3 hari.

Sementara program yang menyentuh masyarakat sekarang ini adalah upaya pemulihan ekonomi rakyat. Bahkan di tingkat nasional, sedang digalakkan program Pemulihan Ekonomi Nasional.

Kepala Dinas Pemberdayaan, Perempuan, Anak, Masyarakat dan Desa (PPAMD) Kabupaten Samosir, Amon Sormin kepada SIB, Senin (22/11) mengatakan, saat ini ada 42 kepala desa berangkat ke Bali bimtek dan study banding terhitung sejak 21-23 November.

Adapun ke 42 Kepala Desa yang berangkat ke Bali dari 6 Kecamatan yaitu, Kecamatan Simanindo, Sitiotio, Onanrunggu, Harian, Palipi dan Sianjurmulamula.

"Program ini sudah ditampung di APBD Desa masing-masing, jadi secara regulasi tidak ada aturan yang bisa melarang mereka," sebutnya.

Ditambahkan Amon, sumber dana keberangkatan Kepala Desa ke Bali, berasal dari Dana Desa. "Mereka memprogramkan untuk diterapkan di desanya sebagai peningkatan sumber daya," ujarnya.

Selanjutnya Amon mengatakan, ada 2 sektor yang menjadi program para Kepala Desa ke Bali yaitu study banding dan bimtek, "Sektor pariwisata dan pertanian, termasuk pengelolaan BUMDES,".

Para Kepala Desa yang berangkat ke Bali merupakan inisiatif Pemerintahan Desa sesuai APBD Desa dan mereka mengunjungi 3 Desa di Bali yaitu Desa Cemagi di Kabupaten Badung dan Desa Pancasari, Desa Bakti Seraga di Kabupaten Buleleng dalam rangka pengembangan desa wisata dan pertanian, sebut Amon.

Sementara Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Samosir, Mangihut Sinaga, ketika dikonfirmasi juga mengaku para Kepala Desa sedang Bimtek ke Bali.

Ia menambahkan, yang berangkat sekarang ini kemungkinan kloter pertama. "Tapi secara teknis ke Dinas PPAMD saja ditanya," ujarnya.

Untuk diketahui, Pemkab Samosir sejak pandemi Covid-19 berjibaku menanggulangi penyebaran virus yang sedang melanda.

Berulang kali melakukan recofusing anggaran, hanya untuk menangkal penyebaran Covid-19 dan menanggulangi dampaknya secara ekonomi.

Pegiat antikorupsi, Dian Pangihutan Sinaga mengatakan, di saat masyarakat Desa dilanda terpaan ekonomi akibat Pandemi Covid-19 dan Pemkab Samosir menggaungkan Pro Perubahan, tapi para Kepala Desa ke Bali menggunakan uang rakyat.

"Apakah urgensi program "jalan jalan ke Bali" ini memiliki dampak yang luar biasa dan dianggap signifikan bagi kemakmuran rakyat di desa?" tanya Dian serius.

Tentu jawabannya ada di benak para kepala desa, yang meninggalkan rakyatnya, sedang dalam masa kesulitan ekonomi akibat dampak Covid-19.

"Masyarakat di desa harus lebih kritis, karena mereka menggunakan uang rakyat," tegas Dian.

Dikutip dari Harian SIB