Menko Marves: Proyek Whoosh Kereta Cepat Jakarta-Surabaya akan Dilanjutkan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Binsar Pandjaitan baru-baru ini membagikan informasi terbaru tentang kelanjutan proyek Whoosh, yang akan menghubungkan Jakarta dan Surabaya dengan kereta cepat.
Kerja sama proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya ini, seperti yang diungkapkan oleh Binsar Pandjaitan, akan melibatkan kembali konsorsium China, mirip dengan yang terlibat dalam Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Ia juga menegaskan bahwa bunga pinjaman dari China untuk proyek ini jauh lebih rendah daripada tawaran dari negara lain.
"Pak Jokowi ingin proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya tetap berjalan. Saya mendengar bahwa perjanjian dengan China juga sedang berjalan, dan bunganya bahkan lebih rendah daripada tawaran dari negara lain," kata Binsar Pandjaitan melalui postingan di akun Instagram pribadinya.
Selain bunga pinjaman yang rendah dari China, Binsar Pandjaitan juga memastikan bahwa teknologi kereta cepat dari Tiongkok telah terbukti berhasil di Indonesia dengan selesainya Proyek KCJB.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo telah menjelaskan bahwa pemerintah masih dalam tahap negosiasi terkait bunga utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh dengan China Development Bank (CDB). Saat ini, kisaran atau rentang bunga pinjaman yang diajukan pemerintah adalah antara 3,5 hingga 3,8 persen, meskipun belum ada kesepakatan final dengan bank.
Meskipun bunga pinjaman dari China untuk proyek kereta cepat terbukti lebih murah, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad memperingatkan bahwa skema pinjaman untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya akan memberikan beban pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ini karena jarak yang akan ditempuh oleh kereta cepat Jakarta-Surabaya lebih jauh daripada proyek KCJB.
Tauhid Ahmad juga mencatat bahwa pernyataan Luhut tentang bunga pinjaman dari China belum disertai dengan rincian biaya investasi. Ia mengingatkan bahwa biaya investasi proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya sebaiknya tidak melebihi bunga pinjaman, agar tidak menimbulkan risiko yang tinggi.
Awalnya, proyek Whoosh diestimasi membutuhkan dana sekitar USD 6,07 miliar, namun biayanya meningkat menjadi USD 7,5 miliar atau sekitar Rp 112 triliun (dengan kurs Rp 15.000 per dolar AS). Dengan jarak yang lebih jauh dan infrastruktur yang lebih banyak dibutuhkan untuk proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya, biaya investasinya akan lebih besar.
Jika Indonesia tidak mampu membayar anggaran proyek tersebut, pemerintah China memiliki opsi memberikan pinjaman atau kepemilikan saham dalam proyek tersebut. Ini adalah strategi yang pernah diterapkan di Sri Lanka, di mana pemerintah China mendapatkan kepemilikan saham sebagai kompensasi untuk mengurangi beban utang Sri Lanka.