Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Mundur Terkait Kasus Korupsi
Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Menteri Pertanian (Mentan) terkait dengan penyelidikan kasus dugaan korupsi yang sedang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh kumparan, SYL telah dijadikan tersangka oleh KPK dalam tiga kasus, yaitu dugaan pemerasan dalam jabatan, gratifikasi, dan pencucian uang. Selain itu, juga muncul dugaan pemerasan terhadap SYL yang dilakukan oleh pimpinan KPK.
SYL telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya (PMJ) sebanyak tiga kali terkait dengan dugaan pemerasan tersebut, namun sebagai saksi.
Pengumuman pengunduran diri dari jabatan Mentan disampaikan oleh SYL sehari setelah kembali dari kunjungan dinasnya ke Eropa. SYL menjelaskan bahwa saat ini dia merasa sangat lelah.
Setelah diperiksa oleh PMJ terkait dugaan pemerasan pada hari Kamis (5/10), SYL memberikan keterangan pers di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat. Dia mengatakan bahwa dia sudah memberikan semua informasi yang dia ketahui kepada penyidik.
"Saya capek banget, sementara saya baru pulang," ucapnya.
Ketika kasus ini muncul, SYL sedang melakukan kunjungan kerja di Roma, Italia, dan Spanyol. Dia baru tiba di Indonesia pada malam Rabu (4/10) dan segera pergi ke Kementerian Pertanian, Polda Metro Jaya, dan kemudian ke NasDem Tower.
SYL juga mengunjungi Istana Kepresidenan untuk menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Mentan. Dia datang bersama rekan politikus Partai NasDem lainnya, Menteri LHK Siti Nurbaya.
Alasan pengunduran diri SYL adalah karena adanya proses hukum yang harus dihadapinya. Meskipun dia berharap tidak ada stigma negatif terhadapnya, dia siap menghadapi proses hukum tersebut.
Dalam momen penyerahan surat pengunduran diri, SYL berbicara tentang perjalanan karirnya hingga menjadi menteri. Dia menyatakan bahwa ini adalah situasi yang belum pernah dia hadapi sebelumnya, meskipun dia telah lama berada dalam pemerintahan.
"Saya meniti karier mulai dari lurah, camat, saya 25 tahun jadi kepala daerah, 10 tahun jadi bupati, wakil gubernur 5 tahun, 10 tahun jadi gubernur, dan baru saya merasa ada hal-hal seperti ini. Oleh karena itu saya butuh waktu," jelasnya.
SYL juga menegaskan bahwa dia siap menghadapi proses hukum yang sedang berjalan dan bahwa harga dirinya sebagai orang Bugis Makassar jauh lebih penting daripada jabatan.
"Biarkan saya hadapi ini. Dan beri saya kesempatan membuktikan bahwa saya terbiasa urus rakyat," kata SYL.
Setelah pertemuan dengan SYL, Pratikno, Guru Besar Fisipol UGM, menyatakan bahwa Presiden Jokowi akan menerima SYL pada Jumat (6/10) untuk membahas pengunduran dirinya. Namun, waktu pasti dari pertemuan tersebut belum dapat dipastikan.